Kamis, 02 Desember 2010

Potensi Kota Malang

A. Potensi Ekonomi
Sebagai daerah yang mempunyai peran sebagai pengatur arus barang dan jasa, maka jelas Kota Malang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan produk regional bruto (PDRB) yang menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 1994/1995 mengalami kenaikan dari tahun 1993/1994 sebesar 8,22 % , pada tahun 1995/1996 juga mengalami kenaikan sebesar 8,63%, dan pada tahun 1996/1997 mengalami kenaikan sebesar 8,81%.
Dilihat dari PDRB ini maka Kota Malang secara ekonomi mempunyai potensi di sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor industri pengolahan dan sektor jasa. Hal itu perlu didukung oleh keberadaan produk unggulan. Produk unggulan disini adalah industri kecil dan industri rumah tangga yang memiliki prospek untuk berkembang yang ada di suatu kawasan. Produk unggulan ini juga bisa menjadi ciri khas tersendiri pada setiap kawasan itu. Produk unggulan yang ada di Kota Malang berdasarkan desa atau kelurahan adalah sebagai berikut:
1. Kecamatan Blimbing
 Kelurahan Pandanwangi : Marning jagung
 Kelurahan Purwantoro : Tempe
2. Kecamatan Kedungkandang
 Kelurahan Cemorokandang : Kripik Singkong
 Kelurahan Mergosono : Sangkar Burung
3. Kecamatan Sukun
 Kelurahan Sukun : Fiberglass
 Kelurahan Karangbesuki : Jahe Instan
4. Kecamatan Klojen
 Kelurahan Sukoharjo : Garmen
 Kelurahan Kiduldalem : Sepatu
5. Kecamatan Lowokwaru
 Kelurahan Tulusrejo : Rajutan
 Kelurahan Dinoyo : Keramik

B. Potensi Kependudukan
Aspek kependudukan merupakan suatu faktor yang paling penting bagi perencanaan tata ruang, baik tata ruang kota maupun tata ruang wilayah. Hal tersebut disebabkan aspek kependudukan ini merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam pembentukan kota (urban), begitu pula dalam pembentukan wilayah (region). Selain itu penduduk juga sebagai sumber insani pembangunan memang sangat dibutuhkan baik secara kuantitatif maupun kualitatif dalam arti semakin besar jumlah penduduk yang berkualitas, akan memberikan jaminan bagi berhasilnya pelaksanaan pembangunan. Untuk mengetahui potensi penduduk yang ada di Kota Malang ini dapat dilihat dari sisi ketenagakerjaan yakni jumlah angkatan kerja yang belum tersalurkan. Dilihat dari sisi jumlah angkatan kerja yang belum tersalurkan terdapat 45.808 jiwa atau sekitar 10% dari angkatan kerja yang ada di Kota Malang yang belum tersalurkan, yang berarti di Kota Malang terdapat potensi penduduk sekitar 45.808 jiwa yang dapat digunakan sebagai salah satu modal untuk pelaksanaan pembangunan di wilayah Kota Malang. Apabila dilihat per-kecamatan maka kecamatan yang mempunyai potensi jumlah tenaga kerja yang belum tersalurkan terbanyak adalah Kecamatan Klojen sebanyak 10.113 jiwa atau 22,08% dari total jumlah angkatan kerja yang belum tersalurkan, diikuti oleh Kecamatan Sukun sebanyak 9.680 jiwa atau 21,13% , kemudian Kecamatan Blimbing sebanyak 9.393 jiwa atau 20,51% dan Kecamatan Lowokwaru sebanyak 9.238 jiwa atau 20,17%. Sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah angkatan kerja yang belum tersalurkan paling kecil adalah Kecamatan Kedungkandang sebanyak 7.384 jiwa atau 16,12%.

C. Potensi Tanah, Air Dan Udara
Apabila dilihat dari kondisi fisik Kota Malang maka potensi-potensi yang dimiliki oleh Kota Malang dilihat dari segi tanah, air dan udara adalah sebagai berikut :
• Potensi Tanah
Dilihat dari kondisi tanah yang ada di wilayah Kota Malang antara lain :
Kondisi tanah di bagian selatan yang merupakan dataran tinggi yang cukup luas sehingga cocok untuk digunakan untuk kawasan terbangun.
Bagian tengah yang merupakan pusat kota, dimana mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi. Karena mempunyai nilai ekonomi tinggi, menyebabkan adanya kecenderungan peralihan fungsi dari perumahan menjadi perdagangan.
Bagian utara yang juga merupakan kawasan yang relatif kosong, sehingga potensial untuk perkembangan peruntukan fasilitas.
Bagian barat yang juga merupakan kawasan yang relatif kosong, dimana pada saat ini cenderung mengalami perkembangan penggunaan tanah untuk perumahan karena adanya beberapa kawasan pendidikan khususnya perguruan tinggi.
Bagian timur yang juga merupakan dataran tinggi dengan kondisi tanah yang kurang subur, sehingga potensial untuk perumahan.
• Potensi Udara
Potensi yang dimiliki oleh Kota Malang dilihat dari segi udara yakni bahwa Kota Malang mempunyai udara yang sejuk kering sehingga memungkinkan untuk dijadikan tempat peristrirahatan, tempat berwisata, tempat berkonfrensi/resepsi/seminar, ataupun sebagai tempat pengembangan pendidikan dan latihan. Pada saat di Kota Malang telah banyak berkembang industri, sehingga untuk mengurangi adanya pencemaran maka perlu dikembangkan Ruang Terbuka Hijau.
• Potensi Air
Sedangkan dari sisi air maka potensi yang dimiliki yaitu di Kota Malang dialiri/dilewati oleh tiga buah sungai yaitu Sungai Brantas, Sungai Amprong dan Sungai Bango, sehingga sungai-sungai ini dapat digunakan sebagai saluran irigasi dan untuk drainese kota, dan juga sebagai pendukung penyediaan air bersih/minum, wisata dan olah raga air pada masa mendatang. Selain itu Kota Malang dekat dengan sumber air (sumber air Wendit), sehingga mudah didalam pelayanan air bersih. Pada kawasan tertentu yang tidak terlayani PDAM, bisa menggunakan sumur (air permukaan relatif dangkal). Untuk sistem drainase yang ada di Kota Malang relatif bagus. Hal ini disebabkan karena faktor topografi yang relatif berbukit, sehingga memudahkan dalam hal pembuangan.

D. Potensi Struktur Ruang Kota
Pembentukan struktur tata ruang yang ada di wilayah Kota Malang, terbentuk karena masing-masing kawasan mempunyai potensi. Hal tersebut dapat dibuktikan dari beberapa sudut pandang yaitu :
1. FUNGSI
Berdasarkan fungsi kegiatan terbagi atas 2 yaitu :
a. Fungsi Primer
Fungsi primer yang ada di Kota Malang adalah :
Sektor industri, dimana pada kondisi eksisting terdapat 3 lokasi kawasan industri dan 1 lokasi industri yang berbentuk koridor yang letaknya menyebar yaitu :
 Kawasan industri terletak di Jalan Karya Timur yang berkembang ke arah timur sampai Jalan Simp. Laksda Adi Sucipto
 Kawasan industri yang terletak di Jalan Raya Bandulan,
 Kawasan industri yang terletak di sebelah selatan yaitu di Kelurahan Ciptomulyo dimana pada masa mendatang akan dipindahkan.
 Industri keramik yang terletak di Dinoyo, dimana letaknya terpencar-pencar dan cenderung berbentuk linier.
Sektor perdagangan, dimana pada sektor ini Kota Malang berfungsi sebagai pusat perdagangan regional. Kegiatan perdagangan yang ada di Kota Malang terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
 Kegiatan perdagangan skala besar untuk jenis sayuran, ikan, dan sejenisnya (pasar basah) menggunakan Pasar Induk Gadang.
 Jenis kegiatan skala besar (grosir), terpusat di pusat kota.
 Perdagangan campuran (garmen, elektronik, dan jasa misalnya showroom) berkembang secara linier mulai Jalan Basuki Rahmat, dan Jakgung Suprapto dan berkembang sampai Arjosari.
 Jenis perdagangan jenis lain tersebar hampir seluruh kawasan.
 Sektor pergudangan, dimana pada sektor pergudangan ini Kota Malang tidak mempunyai kawasan tertentu. Lokasi pergudangan yang ada di Kota Malang bercampur dengan kawasan industri seperti di kawasan industri Bandulan dan Ciptomulyo.
Sektor transportasi, dimana terdapat dua jenis sistem transportasi yaitu transportasi jalan raya dan transportasi kereta api. Kedua sistem transportasi tersebut cenderung mengalami perkembangan pesat, khususnya transportasi kereta api, dimana merupakan salah satu angkutan alternatif masa depan karena mempunyai keunggulan yaitu bebas dari kemacetan.

b. Fungsi Sekunder
Fungsi sekunder yang akan dikembangkan di Kota Malang adalah sebagai kawasan industri, perdagangan, transportasi, perkantoran, kesehatan, peribadatan dan olah raga.
 Pendidikan, dimana Kota Malang merupakan pusat pendidikan dalam lingkup SWP maupun nasional (sesuai dengan salah satu semboyan Tri Bina Cita). Hal itu tercermin dari banyaknya pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Khususnya perguruan tinggi mempunyai tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi, baik swasta maupun negeri seperti Unibraw, IKIP Negeri Malang, ITN, Unmuh, Unmer, ABM, Widya Gama dan IAIN.
 Kawasan militer di Ksatrian, dimana dikawasan militer ini juga terdapat pendidikan umum.
 Pariwisata, dimana pada sektor pariwisata Kota Malang berkembang pada pusat pelayanan sarana wisata terutama pada akomodasi, berbelanja, dan fasilitas lainnya.

2. JARINGAN JALAN
Transportasi merupakan salah satu elemen pembentuk sistem tata ruang kota. oleh kerena itu dalam pengembangan tata ruang kota perlu adanya perencanaan sistem transportasi yang menyeluruh dan terkait dengan sistem tata ruang. Jaringan jalan yang ada di Kota Malang berbentuk ring-radial dan pada beberapa ruas jalan memiliki potensi untuk dikembangakan sebagai kawasan komersial. Mengingat banyaknya masalah lalu lintas pada beberapa ruas jalan, maka perlu diupayakan pengembangan jalan layang.

3. PELAYANAN
Kota merupakan suatu sistem, sedangkan aktivitas dan pelayanan merupakan sub sistem. Kota secara fungsional merupakan pusat pelayanan dan sekaligus sebagai pusat pelayanan. Secara hirarki sistem pusat pelayanan yang ada di Kota Malang adalah sebagai berikut :
• Pusat utama (pusat inti kota) yang biasanya merupakan kawasan pelayanan tidak saja untuk penduduk kota, tetapi juga diperuntukan bagi penduduk yang tinggal di wilayah belakang (hinterland) dari kota yang bersangkutan. Hal tersebut juga di terjadi di Kota Malang, dimana pusat utamanya ada di pusat kota (di sekitar Alun-alun).
• Pusat Bagian Wilayah Kota, dimana tujuannya agar perkembangan kota merata dan agar tidak selalu bergerak ke pusat kota. Pada saat ini telah terjadi penyebaran pelayanan, dimana segala sesuatunya tidak terfokus pada pusat kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.